Hari ini, mari kita membahas faktor-faktor yang memengaruhi penentuan harga gas. Perlu diketahui bahwa gas alam diperdagangkan di seluruh dunia. Berikut ini beberapa bursa utamanya:
- New York Mercantile Exchange (NYMEX);
- Intercontinental Exchange (ICE);
- European Energy Exchange (EEX);
- Tokyo Commodity Exchange (TOCOM);
- Shanghai Futures Exchange (SHFE);
- Multi Commodity Exchange of India (MCX);
- Dubai Mercantile Exchange (DME).
Bagi trader, ini berarti bahwa dalam analisis teknikal, Anda tidak cukup hanya menganalisis satu grafik saja lalu memahami gambaran umum jangka menengah atau panjang untuk gas alam. Oleh karena itu, saat memprakirakan harga gas alam, faktor fundamental umum yang akan memengaruhi harga gas alam di seluruh dunia juga perlu diperhitungkan. Faktor-faktor ini adalah:
- Suplai dan permintaan
Keseimbangan antara suplai dan permintaan merupakan hal utama yang memengaruhi harga gas alam. Saat permintaan gas alam meningkat dan suplai tidak bisa memenuhinya, harga cenderung akan naik. Sebaliknya, harga cenderung turun saat suplai melimpah sedangkan permintaan rendah. Anda bisa memantau level suplai dan permintaan dari berbagai sumber, misalnya Energy Information Administration (EIA) AS, Intercontinental Exchange (ICE) (data options), Natural Gas Intelligence (NGI), dan lain-lain.
- Cuaca
Cuaca memainkan peran penting dalam menentukan harga gas alam, karena komoditas ini adalah bahan bakar utama yang digunakan untuk menghangatkan rumah dan bisnis selama musim dingin. Suhu rendah di musim dingin mengakibatkan permintaan gas alam meningkat, yang bisa mendorong harga naik. Sebaliknya, musim dingin yang suhunya tidak terlalu dingin bisa mengakibatkan permintaan lebih rendah dan harga lebih rendah. Contohnya, musim dingin tahun 2022-2023 yang hangat di Eropa menyebabkan harga gas alam turun karena konsumsi menurun.
- Level penyimpanan
Gas alam sering disimpan di bawah tanah dalam jumlah besar untuk penggunaan di kemudian hari. Saat level penyimpanan rendah dan permintaan tinggi, harga cenderung naik. Saat level penyimpanan tinggi dan permintaan rendah, harga cenderung turun. Anda bisa menemukan level penyimpanan gas alam dari berbagai sumber, termasuk Energy Information Administration (EIA) AS, European Network of Transmission System Operators for Gas (ENTSOG), Gas Infrastructure Europe (GIE), National Grid (menerbitkan laporan mingguan tentang level penyimpanan gas alam di Inggris Raya), dan Platts.
- Faktor ekonomi
Kesehatan ekonomi juga bisa memengaruhi harga gas alam. Pertumbuhan ekonomi kuat sering mengakibatkan permintaan energi meningkat, termasuk gas alam, yang bisa mendorong harga naik. Sebaliknya, perlambatan ekonomi bisa mengakibatkan permintaan menurun dan harga lebih rendah.
- Regulasi dan kebijakan pemerintah
Regulasi dan kebijakan pemerintah juga bisa berdampak pada harga gas alam. Misalnya, kebijakan yang mendorong penggunaan gas alam untuk produksi energi bisa mengakibatkan permintaan meningkat dan harga lebih tinggi, sementara kebijakan yang membatasi produksi gas alam bisa mengakibatkan suplai lebih rendah dan harga lebih tinggi. Saat Rusia menginvasi Ukraina bulan Februari 2022, Uni Eropa mengenakan sanksi pada gas alam Rusia. Suplai dari Rusia ke Eropa anjlok, menyebabkan harga gas alam membubung tinggi.
- Bencana alam
Bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan tornado bisa berdampak signifikan pada harga gas alam. Meski gempa bumi tidak berdampak secara langsung pada produksi gas alam, bencana alam ini bisa menyebabkan kerusakan jalur pipa, fasilitas penyimpanan, dan infrastruktur lainnya yang digunakan untuk mengangkut dan menyimpan gas alam, yang bisa mengganggu suplai dan memengaruhi harga. Misalnya, gempa bumi di California Selatan pada Juli 2019 menyebabkan fasilitas penyimpanan gas alam Aliso Canyon ditutup sementara, yang merupakan salah satu yang terbesar di AS.
Produsen gas alam terbesar di dunia pada tahun 2021, menurut EIA:
- Amerika Serikat: 935,6 miliar meter kubik;
- Rusia: 653,8 miliar meter kubik;
- Iran: 259,8 miliar meter kubik;
- Qatar: 180,6 miliar meter kubik;
- Kanada: 158,6 miliar meter kubik;
- Tiongkok: 156,5 miliar meter kubik;
- Norwegia: 119,6 miliar meter kubik;
- Australia: 95,5 miliar meter kubik;
- Arab Saudi: 85,3 miliar meter kubik;
- Indonesia: 71,2 miliar meter kubik.