Penting untuk memahami arti dari likuiditas guna memahami siapa itu penyedia likuiditas. Pendeknya, kemampuan untuk membeli/menjual aset (komoditas, mata uang) dengan cepat di harga pasar. Ini disebut likuiditas yang bagus. Jika tidak ada peluang seperti itu, berarti likuiditas buruk. Semakin kecil perbedaan harga (spread dan order book) dan semakin banyak trade yang dilakukan per satuan waktu, likuiditas semakin bagus dan sebaliknya.
Penyedia likuiditas – badan hukum yang menyediakan ketentuan penukaran/dagang yang lebih menguntungkan karena volume suplai dan permintaan yang lebih besar. Bisa dianalogikan dengan pemasok barang grosiran. Tanpa penyedia likuiditas, pialang Forex biasa tidak akan mampu memenuhi semua permintaan nasabahnya. Apalagi, setiap pembelian yang dilakukan nasabah perlu dicarikan penjual di sisi berlawanan dan sebaliknya, serta untuk mencapai kondisi yang ideal ketika pembeli dan penjual bertemu di deal tertentu dengan volume yang tepat di harga yang tepat di momen tertentu adalah hal yang cukup sulit, kecuali pialang tersebut adalah bank besar dan punya cadangan likuiditas. Namun umumnya, pialang Forex adalah perantara pemasok dan nasabah, jadi Anda hanya bisa berurusan dengan penyedia likuiditas.
Pada dasarnya, semua penyedia likuiditas dibagi menjadi dua tingkat/tier: Tier 1 dan Tier 2.
Tier 1 adalah penyedia besar yang berinteraksi dengan satu sama lain di jaringan ECN.
ECN (Electronic Communication Network) adalah jaringan komunikasi elektronik sangat besar yang menghubungkan penyedia likuiditas terbesar. Penyedia Tier 1 mencakup bank internasional besar seperti Morgan Stanley, Bank of America, Goldman Sachs, J.P. Morgan, Barclays Capital Bank, Citibank, Deutsche Bank, Nomura, dan lain-lain. Penyedia besar juga meliputi bursa keuangan internasional untuk trading produk berjangka/futures, options, dan instrumen finansial lainnya. Ini mencakup London International Financial Futures Exchange, CME Group (Chicago Mercantile Exchange), CBOE (Chicago Board Options Exchange), ICE (Intercontinental Exchange), European Options Exchange, Deutsche Börse, Singapore International Monetary Exchange, dan lain-lain. Hedge fund besar, mutual fund, dan perusahaan investasi juga trading di jaringan ECN.
Mayoritas broker Forex (>90%) tidak bisa mengakses likuiditas Tier 1 dan bursa tertentu karena mereka (pemasok) hanya bekerja dengan volume besar. Oleh karena itu, ada penyedia likuiditas level Tier 2 yang punya akses ke likuiditas bank-bank ini (satu atau beberapa) atau, bahkan ke jaringan dan bursa ECN itu sendiri. Kalau pialang Forex punya akses langsung ke penyedia likuiditas kecil Tier 2, maka disebut pialang STP.
Straight Through Processing (STP) adalah pemrosesan transaksi secara langsung (straight-through). Ini adalah metode mengirim secara langsung order nasabah ke penyedia likuiditas tanpa intervensi apa pun.
Kalau pialang Forex punya koneksi langsung ke penyedia likuiditas besar Tier 1 (bank besar) atau kumpulan beberapa penyedia likuiditas kecil Tier 2 (ada beberapa), maka disebut broker DMA (Direct Market Access).
Pialang Forex yang punya akses langsung ke kumpulan penyedia besar Tier 1, yang merupakan ECN atau interbank, disebut broker ECN.
Ada segelintir pialang ECN Forex di market dan nilai minimum broker di level ini sekitar 10-25 ribu dollar. Yang di bawah 10 ribu, 99% bukanlah ECN. Dalam kebanyakan kasus disebut STP. Tidak akan ada yang mengizinkan Anda masuk membawa ratusan dollar di “Interbank” dan hal ini harus diterima sebagai fakta. Maka, tidak masuk akal kalau trader retail biasa berpikir tentang ECN real selama depositnya setidaknya 10 ribu. Akan tetapi, penyedia likuiditas Tier 2 dengan mudah akan bisa menyediakan likuiditas dalam kisaran puluhan bahkan ratusan ribu dolar jika Anda membutuhkannya.
Penting untuk memahami bahwa proses agregasi bersifat otomatis dan sangat cepat berkat peranti lunak modern. Ini alasannya istilah agregator likuiditas adalah peranti lunak yang memungkinkan untuk menyediakan bid yang diperlukan di harga terbaik yang dikumpulkan dari berbagai penyedia likuiditas.
Kalau tidak ada pihak lawan yang cocok di momen tersebut untuk volume tersebut, deal akan dieksekusi di harga terdekat yang memungkinkan; lalu order Anda akan mengalami “slippage”. Namun, proses mengirim dan memproses order itu sendiri terjadi begitu cepatnya sampai Anda tidak akan merasakan perbedaan antara deal dengan perangkat lunak pialang atau deal dengan penyedia likuiditas.
Jadi, “slippage” harga adalah pertanda bahwa likuiditas tidak mencukupi pada momen itu dan ini adalah salah satu faktor estimasi penyedia likuiditas pialang. Tetapi Anda tidak bisa mengecek indikator ini selama dirilisnya berita peristiwa ekonomi penting. Pada saat tersebut, ada banyak pelaku pasar menarik order mereka dari order book dan ini sangat menurunkan likuiditas. Inilah alasan volatilitas meningkat secara tajam selama rilis berita (hanya ada sedikit likuiditas di harga terdekat dan harga tersebut mencari yang lebih tinggi/rendah) dan terjadi slippage “kuat” dan spread melebar.
Selamat trading!