Tujuan utama menggunakan pivot point adalah untuk menentukan level support dan resistance yang paling penting. Selain itu, dengan bantuannya, para trader menganalisa kecenderungan pasar saat terjadi pergerakan menyamping, sekaligus di dalam masa tren yang kuat. Ini dapat dianggap bahwa saat harga menjauhi pivot point, maka akan terjadi pengulangan pergerakan harga dari pivot point sebelumnya dalam waktu dekat. Jika harga melampaui titik tersebut, maka harga tersebut akan melanjutkan pergerakan, paling tidak, hingga pivot point berikutnya.
Jenis-jenis titik
Terdapat beberapa cara utama untuk menghitung pivot point. Masing-masing memiliki fitur, batasan dan pengikutnya sendiri. Perkenankan kami untuk memperkenalkannya dalam sebuah daftar:
- Sistem standar;
- Pivot point Woodie;
- Pivot point Camarilla;
- Matematika Murrey;
- Pivot point Fibonacci;
- Level harga per jam.
Sistem standar
Cara ini adalah yang paling populer di antara para trader karena kesederhanaan dan keefisienannya. Pertama-tama, di dalam sistem ini, dengan bantuan perhitungan rata-rata aritmetika sederhana dari harga Previous High, Previous Low dan Close pada sesi trading sebelumnya, pivot point dasar (utama) diperhitungkan. Kemudian, berdasarkan perhitungan tersebut, level resistance (R) dan support (S) utama diperhitungkan. Umumnya, untuk menghitung pivot point harian, data yang digunakan adalah data pada saat penutupan sesi New York (16:00 EST):
- Pivot Point = (Previous High + Previous Low + Previous Close) / 3;
- Level Resistance 1 = (2 × Pivot Point) – Previous Low;
- Level Resistance 2 = Pivot Point + (Previous High – Previous Low);
- Level Resistance 3 = Previous High + 2 × (Pivot Point – Previous Low);
- Level Support 1 = (2 × Pivot Point) – Previous High;
- Level Support 2 = Pivot Point – (Previous High – Previous Low);
- Support Level 3 = Previous Low – 2 × (Previous High – Pivot Point).
Sistem ini merupakan landasan dari semua jenis pivot point yang berbeda. Pada saat yang bersamaan, dikarenakan perhitungan matematisnya, terkadang sistem ini melewatkan titik resistance dan support yang penting.
Pivot point Woodie
Berbeda dengan cara-cara lainnya, yang hanya menggunakan 3 opsi – Previous High, Previous Low dan Previous Close, pivot point Woodie juga mempertimbangkan Previous Open. Pengikut cara ini berpikir bahwa titik-titik ekstrem seringkali menunjukkan “perubahan perangai” dari para trader, sehingga mereka dianggap tidak terlalu penting dibandingkan dengan Previous Close dan Previous Open. Namun demikian, terlepas dari keuntungan dan kesederhanaan penggunaannya ini, pivot point Woodie tidaklah terlalu populer seperti, sebagai contoh, pivot point Fibonacci, Camarilla atau Murrey. Selain itu, cara ini tidak menawarkan strategi apapun, dibandingkan dengan perhitungan yang lebih teliti lainnya dan fakta inilah yang membuat cara ini kurang berguna untuk para trader profesional.
Pivot point Camarilla
Indikator yang lebih maju, berdasarkan Pivot Point. Setiap titik adalah sinyal dari beberapa aktivitas, jadi indikator ini berbeda dari indikator garis utama lainnya.
- H5 = (Previous High / Previous Low) × Previous Close;
- H4 = Previous Close + 1,5 × (Previous High – Previous Low);
- H3 = Previous Close + 1,25 × (Previous High – Previous Low);
- L3 = Previous Close – 1,25 × (Previous High – Previous Low);
- L4 = Previous Close – 1,5 × (Previous High – Previous Low);
- L5 = Previous Close – (H5 – Previous Close).
Kisaran L3-H3 membatasi koridor dalam harga. Jika harga menjauhi batasan-batasan ini dan sering mencapai sisi yang berlawanan, jika penawaran harga menembus level L4 atau H4, kemudian trading bergerak pada tren tertentu, maka take profit masing-masing ditempatkan di dekat titik L5 atau H5. Dalam hal ini, maka garis H3 dan L3 berperan sebagai titik stop.
Matematika Murrey
Indikator ini terdiri dari 9 garis berjarak sama, utamanya adalah dari yang berbasis titik 4/4 dan di luar titik resistance dan support (masing-masing garis 8/8 dan garis 0/8). Setiap titik mengasumsikan memberlakukan strateginya sendiri. Berdasarkan teori Gann, indikator ini agak sulit untuk dimengerti dan digunakan. Namun, sebuah nilai tambah yang pasti, adalah tingkat fleksibilitasnya dan tingkat efisiensi yang besar pada siklus pasar.
Pivot point Fibonacci
Ini adalah pengembangan dari sistem standar pivot point, di mana untuk perhitungan perbedaan Previous High dan Previous Low yang lebih akurat, sistem ini dikalikan dengan koefisien Fibonacci.
- Pivot Point = (Previous High + Previous Low + Previous Close) / 3;
- S1 = Pivot Point – 0,382 × (Previous High – Previous Low);
- S2 = Pivot Point – 0,618 × (Previous High – Previous Low);
- S3 = Pivot Point – 1 × (Previous High – Previous Low);
- R1 = Pivot Point + 0,382 × (Previous High – Previous Low);
- R2 = Pivot Point + 0,618 × (Previous High – Previous Low);
- R3 = Pivot Point + 1 × (Previous High – Previous Low).
Level harga per jam
Digunakan untuk trading intraday, terutama untuk scalping. Cara menghitung titik-titik ini sama, seperti dalam bentuk standar, perbedaannya hanya – untuk menghitungnya, kami menggunakan High, Low dan Close dari jam sebelumnya. Karena dikhususkan untuk rentang waktu yang kecil, pivot point ini tidak digunakan untuk trading menengah dan jangka panjang.