Semua trader tahu bahwa akun demo adalah peluang yang sangat bagus untuk, satu, mencoba strategi trading dengan uang virtual tanpa berisiko kehilangan uang sendiri; dua, mengakrabi terminal trading dan mengevaluasi kemampuannya; tiga, mengasah keterampilan untuk bekerja di pasar mata uang atau pasar lainnya; dan empat, mempelajari instrumen finansial baru. Inilah fungsi-fungsi mendasar akun demo. Semuanya tampak simpel dan jelas. Akan tetapi, trading menggunakan akun demo melibatkan banyak jebakan yang hanya dibahas oleh segelintir orang.
Pertama-tama, emosi menjadi tumpul dan mengurangi rasa tanggung jawab. Di akun demo, para pemula tidak mengalami emosi sekuat emosi yang dialami trader ketika trading dengan uang sungguhan. Trading dengan akun real menyebabkan badai emosi yang bisa jadi sangat sulit ditangani. Itulah alasan banyak trader yang beralih dari akun demo ke akun real hilang saldo sampai nol dengan cepat. Kesimpulannya, trader yang sudah lama trading dengan akun demo akan sulit berubah secara mental dan psikolog. Proses ini memiliki fungsi linear. Semakin lama trader menggunakan akun demo, semakin sulit untuk beralih ke akun real. Solusi: gunakan akun demo hanya selama Anda perlu berkenalan dengan platform trading dan menguji strategi. Proses ini umumnya butuh waktu beberapa minggu hingga bulan.
Kedua. Dengan akun demo, trader cenderung mengabaikan disiplin. Ini karena trader tidak merasa takut kehilangan uang, bisa membuka akun baru dengan mudah, dan bisa melakukannya 10, 20, bahkan 50 kali sehari. Oleh karenanya, terbentuklah kebiasaan yang tidak berdisiplin dan tidak fokus, yang akan berdampak negatif pada trader ketika nantinya menggunakan akun real. Solusi: Ketika membuka akun demo, tentukan jumlah deposit dan leverage yang nantinya akan digunakan di akun real.
Ketiga. Dengan akun demo, trader cenderung mengabaikan aturan risiko manajemen. Contohnya, trader menggunakan stop loss lalu memutuskan untuk masuk ke trade berikutnya dengan volume dua kali atau beberapa kali lebih besar untuk menutup kerugian dan menghasilkan profit lebih besar. Atau trader mengambil rata-rata trade yang rugi dan menaikkan drawdown. Di akun real, tindakan seperti ini akan menyebabkan emosi yang tidak bagus, seperti dijelaskan di atas, dan juga membentuk kebiasaan mengambil risiko lebih besar daripada seharusnya. Di akun real, batas tipis ini bisa menjurus menjadi berjudi and tilt. Solusi: Perlakukan uang virtual sebagai uang sungguhan dan trading-lah seperti dengan uang sungguhan, dengaan aturan manajemen risiko berikut ini. Ukuran posisi harus diatur sedemikian rupa agar trader secara emosional cukup nyaman. Contohnya, kalau rugi $50 dari satu posisi terasa signifikan dan menyebabkan emosi negatif pada trader, maka jumlah kerugian harus dikurangi. Setiap trader harus menentukan sendiri level ini.
Keempat. Dengan akun demo, trader tidak akan berkembang sebagai trader. Seandainya trader menunjukkan laporan menguntungkan selama satu tahun kepada investor tetapi menggunakan akun demo, kemungkinan besar investor tidak akan memperhatikannya. Saat bekerja sama dengan investor, Anda harus menggunakan laporan dari akun real dengan riwayat trading 3-6 bulan. Solusi: Bangun riwayat trading yang bagus dan pertahankan. Pertama-tama, analisis riwayat akan menunjukkan semua kekuatan dan kelemahan Anda. Kedua, riwayat akun trader adalah riwayat hidup bagi investor dan hedge fund.
Kelima. Ketentuan trading akun demo dan real mungkin berbeda. Mungkin ada perbedaan kecepatan eksekusi order, perbedaan slippage, leverage, dll. Tentu saja, broker berusaha menyediakan ketentuan yang sama untuk akun demo seperti untuk akun real, tetapi tidak selalu bekerja karena adanya perbedaan teknis. Misalnya, akun real yang disediakan pialang dapat bekerja secara langsung dengan penyedia likuiditas, dengan ketentuan eksekusi dan persyaratan modal masing-masing. Solusi: Trader harus mengetahui bahwa ketentuan akun real dan demo bisa saja berbeda dan penyebabnya tidak selalu perusahaan pialang.
Selamat trading!