Menganalisis harga AUD/USD
Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index), atau lebih dikenal dengan CPI, adalah indikator ekonomi penting yang diterbitkan secara rutin oleh ekonomi besar dunia untuk memberikan informasi tepat waktu tentang inflasi saat ini. CPI merupakan indikator sangat penting yang berpengaruh besar terhadap kebijakan moneter bank-bank sentral. Pada gilirannya, kebijakan bank sentral menentukan apakah arah ekonomi akan mengetat atau melemah, yang dicerminkan oleh mata uang negara dan dinamika bursa efek. Jadi, bagaimana cara menginterpretasikan data Consumer Price Index dengan tepat?
Publikasi dan revisi angka CPI dapat menyebabkan fluktuasi nilai sebuah mata uang terhadap mata uang lain, volatilitas yang punya potensi menguntungkan bagi trader berpengalaman. Ketika menggunakan data CPI dalam mempertimbangkan keputusan trading forex, trader perlu mempertimbangkan tidak saja nilai aktualnya tetapi juga ekspektasi pasar terhadap inflasi dan apa yang mungkin terjadi pada mata uang jika ekspektasi tersebut terpenuhi atau, sebaliknya, tidak terpenuhi. Oleh karenanya, memprediksi pergerakan pasangan mata uang bukanlah hal mudah ketika berita terbit. Namun, mari kita coba. Pertimbangkan situasi nyata ini dengan contoh agar lebih jelas.
Pada 27 April pukul 04.30 (GMT+3), Australian Bureau of Statistics merilis data inflasi kuartalan negara tersebut. CPI biasanya diterbitkan secara bulanan, tetapi ada beberapa negara, seperti Selandia Baru dan Australia, yang menerbitkan secara kuartalan. Tingkat inflasi Australia meningkat dari 1,3% ke 2,1%, dengan kenaikan harga konsumen sebesar 0,8% dalam 3 bulan. Bersamaan dengan itu, analis memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,4% menjadi 1,7%. Prakiraan ternyata lebih buruk daripada ekspektasi. Ketika berita keluar, harga AUD/USD sempat melesat, akan tetapi setelah itu melanjutkan tren bearish-nya. Mengapa ini terjadi? Perlu diketahui bahwa harga mata uang nasional untuk jangka menengah dan panjang tergantung pada kebijakan moneter bank sentral. Investor cenderung memasukkan skenario mendatang ke harga sekarang. Maka ketika berita dirilis, harga biasanya bergerak ke satu arah, dan setelah itu ke arah yang berlawanan.
- Pertumbuhan inflasi di atas ekspektasi para analis berarti investor akan bertaruh pada pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh bank sentral. Pengetatan kebijakan moneter memperkuat nilai tukar mata uang nasional. Karena alasan inilah, tingkat inflasi yang naik tajam mungkin meningkatkan harga mata uang nasional, dan ini yang terjadi pada pasangan AUD/USD ketika berita aktual terbit.
- Pertumbuhan inflasi sama dengan ekspektasi, biasanya tetapi tidak selalu, sedikit memengaruhi nilai tukar karena tidak ada “kejutan”.
- Pertumbuhan inflasi di bawah ekspektasi mungkin berdampak negatif pada harga mata uang nasional karena inflasi tidak tumbuh dengan cepat dan bank sentral tidak punya alasan untuk memperketat kebijakan moneter.
Namun, mengapa AUD/USD terus menurun selama beberapa waktu setelah rilis berita? Nilai tukar pasangan ini dibentuk oleh kebijakan moneter dua negara. Sementara tingkat inflasi tahunan di Australia mencapai 5,1%, AS mencatat rekor baru tingkat inflasi tahunan sebesar 8,5% dan Federal Reserve AS sudah mengumumkan rencana menaikkan tingkat suku bunga secara agresif dalam tiga rapat mendatang. Inilah alasan indeks dollar AS jauh lebih menguat daripada dollar Australia, yang mengakibatkan menurunnya AUD/USD dalam jangka menengah. Kita bisa menganalisis harga USD/JPY dengan cara yang sama, yaitu kebijakan moneter yang berlawanan arah antara bank sentral Amerika Serikat dengan bank sentral Jepang, yang mengakibatkan tren naik yang kuat untuk pasangan USD/JPY.