Karena pentingnya ekonomi AS dan perannya dalam sistem finansial global, default AS mungkin mengakibatkan konsekuensi panjang dan negatif terhadap ekonomi global. Apa saja konsekuensinya?
- Konsekuensi internasional
Default AS akan berdampak global, karena US dollar adalah mata uang cadangan utama dan landasan sistem keuangan internasional. Ekonomi global bisa mengalami disrupsi dan negara-negara lain bisa mengalami gonjang-ganjing keuangan. Ini bisa menyebabkan inflasi meningkat, perdagangan menurun, dan tantangan ekonomi lainnya di seluruh dunia.
- Melemahkan pertumbuhan global
Ekonomi AS merupakan yang terbesar di dunia dan kontributor signifikan terhadap pertumbuhan global. Default bisa menyebabkan perlambatane ekonomi di Amerika Serita, menurunkan konsumsi dan investasi. Ini akan menular ke ekonomi yang lain, terutama yang bekerja erat dengan AS melalui perdagangan dan investasi. Pertumbuhan global yang lebih lemah bisa memengaruhi bisnis, lapangan kerja, dan kesejahteraan umum di seantero dunia.
- Volatilitas mata uang
US dollar merupakan mata uang cadangan utama dunia dan landasan sistem keuangan internasional. Default AS bisa menurunkan kepercayaan terhadap dollar yang menyebabkan nilainya menurun. Ini akan memengaruhi nilai tukar valuta secara global, berpotensi mata uang menjadi volatil dan tidak stabil di negara-negara lain. Default AS juga mengakibatkan kepercayaan terhadap mata uang fiat menurun secara umum, yang bisa mendorong investor mencari aset alternatif, misalnya emas.
- Tekanan pasar minyak
Default AS bisa menyebabkan perlambatane ekonomi global serta bisa menurunkan permintaan untuk minyak dan memberi tekanan pada harga. Efek akhirnya akan bergantung pada sentimen market secara keseluruhan dan kondisi ekonomi pada saat tersebut. Selain itu, dollar yang melemah mungkin menjadikan harga minyak lebih mahal bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lain, berpotensi menurunkan daya beli mereka dan memengaruhi impor minyak.
- Biaya pinjaman meningkat
Default utang bisa berakibat naiknya biaya meminjam bagi pemerintah. Pemberi pinjaman mungkin mengenakan bunga lebih tinggi untuk mengompensasi risiko yang meningkat, yang mungkin mengakibatkan suku bunga lebih tinggi juga bagi konsumen. Hal ini bisa membuat individu dan bisnis membayar lebih mahal untuk pinjamannya.
Perlu diketahui juga bahwa faktor-faktor ini hanya bagian dari konsekuensi hipotesis yang mungkin terwujud jika default AS terjadi. Secara realitas, kalau terjadi, akan ada lebih banyak lagi faktor negatif.