Pembelajaran

Jul 4

4 menit baca

Apa itu Inflasi, Disinflasi, dan Stagflasi?

Apa itu Inflasi, Disinflasi, dan Stagflasi?

Mari kita lihat sekitar apa itu inflasi dan mengapa inflasi tinggi hal yang buruk bagi ekonomi.

Inflasi adalah kenaikan yang terus berlangsung di level umum untuk harga barang dan jasa di sebuah ekonomi selama jangka waktu tertentu. Ini berarti bahwa, secara rata-rata, membeli barang dan jasa dalam jumlah yang sama dengan dahulu akan menjadi lebih mahal pada saat sekarang. Contohnya, sejak Maret 2022, inflasi di AS sebesar 6,43%. Artinya, untuk membeli barang yang harganya $100 pada awal tahun, Anda sekarang harus membayar $106.43.

Inflasi seringnya diukur dalam satuan tingkat inflasi, yaitu persentase perubahan level harga untuk jangka waktu tertentu, seperti bulanan, kuartalan, atau tahunan. Inflasi moderat umumnya dianggap sehat untuk ekonomi, karena bisa menstimulasi aktivitas ekonomi dengan mendorong orang berbelanja dan berinvestasi. Akan tetapi, inflasi tinggi atau berkepanjangan bisa mengakibatkan ekonomi menjadi tidak stabil, mengurangi pertumbuhan, dan menyulitkan anggota masyarakat yang paling rentan.

Inflasi tinggi umumnya dianggap buruk untuk ekonomi karena beberapa alasan:

  • Inflasi tinggi mengurangi daya beli mata uang, artinya setiap unit uang bisa membeli barang dan jasa dalam jumlah lebih sedikit. Ini bisa membatasi kemampuan konsumen dan bisnis untuk membeli kebutuhan mereka, yang mengakibatkan penurunan aktivitas ekonomi.
  • Inflasi tinggi menciptakan ketidakpastian harga di masa mendatang, yang membuat bisnis sulit membuat perencanaan untuk masa depan. Ini bisa mengakibatkan penurunan investasi, lapangan kerja, dan pertumbuhan.
  • Inflasi tinggi bisa mengurangi daya kompetisi negara di dunia internasional karena ekspornya menjadi lebih mahal dan impor lebih murah. Ini bisa mengakibatkan defisit perdagangan, yaitu negara mengimpor lebih banyak daripada mengekspor, yang menghalangi pertumbuhan ekonomi.
  • Inflasi tinggi bisa menyulitkan orang-orang dengan pendapatan tetap, misalnya pensiunan atau orang yang punya tabungan jangka panjang, dengan menurunkan nilai riil tabungan dan pendapatan mereka.

Secara keseluruhan, inflasi tinggi bisa mengakibatkan ekonomi menjadi tidak stabil, mengurangi pertumbuhan, dan menyulitkan anggota masyarakat yang paling rentan.

Bank-bank sentral dan pemerintah harus berusaha menjaga inflasi tetap berada di level moderat guna menghindari efek-efek negatif tersebut. Untuk melawan inflasi, bank sentral seringnya menaikkan suku bunga, yang bisa membuat pinjaman jadi lebih mahal bagi bisnis maupun perorangan. Namun, kebijakan seperti ini punya efek berlawanan. Akhirnya, bisa mengakibatkan pengurangan investasi dan pertumbuhan ekonomi (industri dan PDB menurun). Suku bunga lebih tinggi bisa mengakibatkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi, karena bisnis bisa jadi mengurangi investasi dan mengurangi pekerjaan karena biaya pinjaman yang lebih tinggi.

Disinflasi dan stagflasi adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kondisi ekonomi yang berbeda,

Disinflasi mengacu pada situasi yang mana tingkat inflasi menurun tetapi harga masih tetap naik. Dengan kata lain, harga naik lebih perlahan daripada sebelumnya, tetapi inflasi masih ada. Disinflasi seringnya dipandang sebagai kondisi ekonomi yang positif karena membantu mengurangi efek negatif dari inflasi, seperti daya beli yang menurun dan ketidakpastian yang meningkat.

Contoh: Amerika Serikat dan Kanada sedang mengalami periode disinflasi ketika tekanan inflasi menurun tetapi harga tetap tinggi karena inflasi yang tinggi.

Stagflasi, di sisi lain, mengacu pada situasi yang mana ekonomi mengalami inflasi tinggi maupun penurunan pertumbuhan ekonomi. Ini kondisi ekonomi yang sulit karena langkah kebijakan biasanya untuk melawan inflasi (misalnya, menaikkan suku bunga) bisa mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi lebih jauh.. Stagflasi bisa terjadi karena berbagai sebab, seperti produktivitas tenaga kerja menurun atau disrupsi rantai pasokan meningkat yang mengakibatkan harga lebih tinggi sekaligus output lebih rendah.

Contoh: Inggris sedang menuju stagflasi. Penurunan PDB yang menunggangi inflasi tinggi adalah stagflasi. Kondisi ini secara eonomi lebih sulit, maka Inggris mungkin akan mengalami resesi dalam 1 – 2 tahun.