Salah satu konsep terpenting untuk dipahami dalam trading forex adalah “drawdown”. Istilah ini merujuk ke menurunnya nilai akun trading Anda dari titik tertinggi, biasanya ditunjukkan dalam persentase. Walaupun sebagian drawdown merupakan hal normal dalam trading, risiko yang muncul dari drawdown signifikan bisa jadi parah dan bahkan merusak. Dalam artikel ini, kita akan membahas kenapa drawdown Forex sangat berbahaya, mengapa meng-average posisi merugi berisiko, dan perbedaannya dengan bursa saham di mana trader punya opsi lebih banyak untuk menghadapi rugi.
Apa Itu Drawdown dan Mengapa Penting?
Drawdown terjadi saat trade Anda rugi uang, menyebabkan saldo akun drop. Contohnya, kalau Anda memulai dengan modal $10,000 lalu akun menurun ke $7,000, Anda mengalami drawdown sebesar 30%. Masalah drawdown forex adalah leverage tinggi di market bisa menyebabkan fluktuasi harga yang meskipun kecil bisa mengakibatkan akun mengalami swing besar.
Leverage memungkinkan trader mengendalikan posisi besar dengan jumlah modal relatif kecil. Ini berarti Anda bisa mengambil risiko lebih besar daripada yang direncanakan. Saat trade menguntungkan, leverage meningkatkan profit, tapi kalau market bergerak berlawanan arah dengan Anda, leverage juga meningkatkan rugi. Memahami dan mengelola drawdown adalah hal krusial bagi siapa pun yang trading Forex, terutama mata uang.
Bahaya Riil Drawdown
Makin besar drawdown, makin sulit pulih. Saat akun trading Anda drop signifikan, memulihkan kerugian bukan sekadar mengembalikan jumlah yang hilang. Sebagai contoh, kalau akun turun 50%, Anda perlu menghasilkan profit sebesar 100% untuk kembali ke titik awal. Hal ini akan terasa seperti memanjat bukit terjal dan sering menyebabkan trader mengambil risiko lebih besar lagi agar cepat pulih, mengakibatkan lingkaran setan kerugian lebih jauh.
Ketika drawdown terjadi, trader biasanya merasa stres, khawatir, dan frustrasi, yang bisa mengakibatkan keputusan impulsif. Anda bisa jadi akan mengejar kerugian atau sekalian saja membuang rencana trading, ketimbang mengikuti strategi yang dipikirkan dengan cermat. Stres emosional bisa memperkeruh keadaan dan menyebabkan rugi-rugi kecil menjadi rugi besar yang menghancurkan akun.
Anda akan mengalami margin call kalau ekuitas akun drop ke bawah level tertentu karena drawdown. Ini artinya Anda perlu mendanai akun untuk menjaga posisi tetap terbuka. Kalau Anda tidak bisa atau tidak berkenan melakukannya dan drawdown mencapai level stop-out, pialang akan menutup sebagian atau semua trade, yang mungkin mengakibatkan rugi besar atau seluruh deposit habis.
Jebakan Meng-average Down Posisi Merugi
Satu strategi yang dicoba banyak trader saat kalah trade adalah meng-average posisi yang rugi. Gagasannya adalah beli lebih banyak lagi pasangan valas yang nilainya merugi, atau sebaliknya, jual lebih banyak kalau harga sedang naik sambil berharap market akhirnya akan berbalik. Anda bisa mengompensasi kerugian awal dengan keluar dari trade dengan rugi atau profit lebih kecil. Meski ini terlihat lebih masuk akal, bahayanya lebih besar di market Forex.
Meng-average trade rugi bisa secepat kilat berakibat mengambil risiko kelewat besar, terutama saat memakai leverage. Setiap posisi tambahan yang ditambahkan ke suatu trade memperbesar potensi rugi kalau market terus bergerak berlawanan arah dengan trader. Dengan meningkatnya risiko, meningkat pula potensi drawdown besar-besaran, yang bisa menghapus keseluruhan deposit.
Menambahkan ke posisi yang sudah rugi juga meningkatkan syarat margin, yang artinya perlu modal lebih banyak untuk mempertahankan posisi terbuka. Kalau market terus bergerak ke arah yang tidak menguntungkan, trader mungkin menghadapi syarat margin lebih cepat daripada perkiraan, mengakibatkan likuidasi terpaksa di harga tidak menguntungkan.
Aspek meng-average paling berbahaya adalah kemungkinan timbulnya drawdown. Kalau tren market terus berlawanan arah dengan posisi, trader berada di posisi rugi lebih besar. Meningkatkan drawdown membuat lebih sulit pulih dan bisa memicu reaksi emosional yang mengakibatkan trader berperilaku lebih berisiko lagi.
Kalau market tidak berbalik, Anda tidak hanya akan berada dalam posisi rugi tapi dalam posisi yang jumlahnya lebih besar lagi. Makin dalam drawdown, makin sulit pulih, terutama kalau Anda mengambil risiko lebih banyak lagi saat melakukan average down.
Drawdown di Bursa Saham
Yang menarik, average down tidak begitu berisiko di bursa saham. Mengapa? Leverage lebih rendah membuat tidak begitu berisiko. Di bursa saham, biasanya trader memakai leverage jauh lebih rendah. Contohnya, leverage maksimum trading saham di AS biasanya sekitar 2:1. Kadang-kadang, Anda bisa menemukan pialang yang menawarkan leverage 5:1 ke investor yang lebih profesional.
Namun ini tetap tidak bisa dibandingkan dengan Forex, yang mana leverage bisa setinggi 2000:1, atau bahkan 3000:1 untuk mata uang dan logam, yang ratusan kali lebih tinggi daripada di bursa saham. Dengan leverage lebih rendah, rugi (dan gain) jadi tidak begitu ekstrem, sehingga menambah trade ke posisi saham yang merugi tidak akan begitu merepotkan. Harap diingat, di market forex, trader bisa menurunkan sendiri leverage, bahkan sampai 1:1, tapi dalam praktiknya, disiplin buruk, rasa serakah, dan menjauhi risiko bisa mengakibatkan trader memakai leverage sampai maksimum.
Options membantu mengelola risiko: Trader saham bisa memakai instrumen seperti options. Berbagai kombinasi options memungkinkan trader mengelola risiko secara lebih efektif dengan memagari posisi merugi atau mendapat premium saat harga bergerak berlawanan arah dengan posisi utama. Di Forex jarang ada options, meskipun sebenarnya ada. Akan tetapi, aturannya, trader retail tidak memakainya sebagai pagar, jadi sulit mengelola risiko averaging.
Saham punya nilai intrinsik, sementara mata uang tidak. Saat membeli saham suatu perusahaan, Anda berinvestasi ke bisnis dengan nilai yang riil, yang membuat average down strategi yang cerdas kalau Anda meyakini potensi jangka panjang perusahaan. Di sisi lain, mata uang tidak punya nilai intrinsik — mata uang selalu diperdagangkan berpasangan, yang artinya nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang lain. Maka dari itu, bertaruh di mata uang “recovery” tidak sama dengan bertaruh di pembalikan perusahaan.
Kesimpulan Akhir
Drawdown sebuah realitas dalam trading forex dan memahami bahayanya merupakan hal esensial bagi yang ingin berhasil trading. Leverage tinggi bisa menyebabkan rugi kecil berubah jadi rugi besar secepat kilat dan stres psikologis bisa berakibat keputusan buruk yang hanya akan memperkeruh keadaan. Strategi averaging mungkin terlihat bisa menjadi cara untuk pulih dari kerugian, tapi ini lebih mirip taruhan, bukan strategi trading yang aman di market Forex.
Sebagai perbandingan, trader saham punya lebih banyak alat bantu yang bisa dipakai, seperti leverage lebih rendah dan options, yang bisa membantu mengelola risiko terkait averaging. Bagi trader forex, kunci menghadapi drawdown adalah risiko manajemen ketat, seperti mengatur stop loss, menghindari leverage berlebihan, dan tidak membiarkan emosi mendikte keputusan trading.