Ketika menguji ulang strategi trading, dispersi (variansi) memainkan peran signifikan dalam menilai ketangguhan dan keandalan kinerja strategi tersebut. Variansi, dalam konteks pengujian ulang, mengacu ke tingkat fluktuasi atau dispersi dalam imbal hasil strategi untuk jangka waktu tertentu.
Mari kita lihat lebih dekat pentingnya variansi dalam backtesting:
1. Mengukur Volatilitas
Dispersi memberi ukuran volatilitas dari imbal hasil suatu strategi trading. Dispersi lebih tinggi menunjukkan dispersi imbal hasil lebih tinggi, menunjukkan bahwa kinerja strategi bisa jadi kurang bisa diprediksi.
2. Asesmen Risiko
Memahami variansi imbal hasil suatu strategi trading hal yang krusial untuk menilai profil risiko. Strategi bervariansi tinggi mungkin mengalami fluktuasi imbal hasil yang signifikan, jadi risikonya lebih besar bagi investor.
3. Dampak pada Drawdown
Variansi secara langsung memengaruhi potensi drawdown suatu strategi trading. Variansi lebih tinggi bisa berakibat drawdown lebih besar, yang bisa berdampak pada kinerja dan stabilitas strategi secara keseluruhan.
4. Evaluasi Konsistensi
Dengan menganalisis variansi imbal hasil suatu trading strategi, trader bisa mengukur konsistensi kinerjanya. Variansi lebih rendah mungkin menunjukkan imbal hasil lebih stabil dan bisa diprediksi, sementara variansi lebih tinggi menunjukkan kinerja yang tidak begitu konsisten.
5. Dampak pada Confidence Interval (Selang Kepercayaan)
Variansi memengaruhi selang kepercayaan imbal hasil suatu strategi trading. Memahami kisaran potensi hasil berdasarkan variansi historis merupakan hal esensial untuk manajemen risiko dan menetapkan ekspektasi kinerja yang realistis.
6. Menyesuaikan Toleransi Risiko
Trader bisa memakai variansi sebagai faktor dalam menyesuaikan tolerasi risiko dan menentukan besaran posisi. Strategi dengan variansi lebih tinggi mungkin perlu pendekatan manajemen risiko dan alokasi modal yang lebih konservatif.
7. Sensitivitas terhadap Kondisi Market
Variansi memberi wawasan mengenai seberapa sensitif suatu strategi trading terhadap berbagai kondisi market.
Pendeknya, variansi adalah deviasi dari ekspektasi matematis. Bagaimana praktiknya? Bayangkan Anda punya deposit sebesar 20,000 USD dan strategi trading dengan ekspektasi matematis (faktor profit) sebesar 1.66. Hasilnya, Anda punya sistem yang menguntungkan untuk jarak tersebut, tetapi Anda mulai trading lalu akun mengalami stop-out. Anda belum melanggar aturan strategi dan manajemen risiko, jadi ada apa? Ini bisa jadi sebuah variansi.
Bagaimana cara melihatnya di grafik? Bayangkan kita punya kondisi yang sama. Kita punya deposit sebesar 20,000 USD, menetapkan Take Profit di 5,000 USD dan Stop Loss di 3,200 USD. Lalu kita membuat 100 posisi beberapa kali dan mendapat hasil sebagai berikut:
Contoh 1
Dalam contoh ini, akun berkembang dengan cepat sejak awal, tetapi lihat bahwa dari posisi 73 sampai 82, kita mengalami drawdown lebih dari 20,000 USD. Kalau ini sudah terjadi sejak awal, akun akan mencapai poin stop-out.
Contoh 2
Di sini, drawdown pada 15,000 USD pada awalnya, yang berarti 75% dari jumlah akun. Andaikan hal ini terjadi sejak awal, apakah trader secara psikologis bisa tetap memercayai strategi?
Contoh 3
Dalam contoh ini, tidak ada stabilitas dalam trading. Secara visual, tampaknya strategi tidak menguntungkan, tetapi setelah posisi 79, situasi membaik. Dan ini strategi yang sama dengan faktor profit sebesar 1.66.
Contoh 4
Dalam contoh ini, akun trading berkembang dengan cepat sampai 100,000 USD, akan tetapi setelah itu mengalami drawdown ke 77,000 USD, yang bisa jadi menumbangkan ambisi dan kepercayaan trader.
Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa bahkan punya strategi menguntungkan, dispersi bisa mengakibatkan hilangnya deposit di tahap awal atau menyangsikan strategi di salah satu selang trading. Untuk mengecualikan momen seperti itu, terutama di titik sangat awal trading, kita perlu mengurangi risiko. Ini memungkinkan Anda mendapat “airbag” dengan drawdown lebih baik, lalu setelah itu Anda bisa menaikkan risiko supaya variansi tidak mematikan deposit Anda.
Kini Anda sudah menyadari bahwa memahami variansi imbal hasil suatu strategi trading adalah hal esensial untuk mengambil keputusan berdasar informasi dan mengelola risiko secara efektif.