Apa saja yang perlu diketahui trader Forex tentang tingkat suku bunga?
Di Internet, ada banyak definisi mengenai apa itu tingkat suku bunga (interest rate) (disebut juga Deposit Rate, Base Rate, Cash Rate, Policy Rate), pengaruhnya terhadap ekonomi, mengapa menjadi parameter kunci untuk melawan inflasi, dan lain-lain. Namun, semua ini adalah teori dan trader perlu penerapan praktis dari pengetahuan tersebut.
Pertama-tama, trader harus mengetahui bahwa tingkat suku bunga adalah parameter terpenting yang memengaruhi pasar valas, khususnya nilai tukar mata uang sebuah negara. Intervensi mata uang juga sangat penting, tetapi bank sentral jarang jarang memakai cara ini.
Aturan dasar yang harus diikuti trader Forex dalam hal tingkat suku bunga adalah:
- Jika bank sentral menaikkan tingkat suku bunga, ini menyebabkan nilai tukar mata uang negara naik, imbal hasil obligasi pemerintah naik, dan biasanya indeks saham turun. Kenaikan tingkat suku bunga mengacu pada pengetatan kebijakan moneter (Quantitative Tightening atau QT).
- Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan tingkat suku bunga, biasanya akan menyebabkan nilai tukar mata uangnya turun, imbal hasil obligasi pemerintah turun, dan indeks saham naik. Menurunkan tingkat suku bunga mengacu pada pelonggaran kebijakan moneter (Quantitative Easing atau QE).
Maka, jika bank sentral suatu negara mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan tingkat suku bunga sementara bank sentral negara lain menurunkan tingkat suku bunga atau mempertahankan tingkat suku bunga yang rendah, mendekati nol atau negatif, ini akan mengakibatkan terjadinya tren jangka menengah atau panjang pada pasangan mata uang kedua negara ini.
Mari kita lihat contoh konkret berikut. Saat ini, Federal Reserve AS mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan tingkat suku bunga. Kanada dan Australia juga masuk dalam daftar negara-negara yang mulai melakukan pengetatan. Di saat bersamaan, Jepang dan China, sebaliknya akan melonggarkan kebijakan moneter mereka. Sebagai akibat, pasangan mata uang seperti USD/JPY dan USD/CNY menunjukkan tren naik yang jelas seiring kenaikan indeks dollar, sementara yen Jepang dan yuan China sama-sama turun. Jika bank sentral negara-negara tersebut memberlakukan kebijakan moneter yang sama, pasangan mata uang mereka akan membentu koridor harga yang lebar tanpa membentuk tren yang jelas. Contohnya, sejak Australia mulai mengetatkan kebijakan moneternya, tren jangka menengah pasangan AUD/USD berakhir, karena baik Australia maupun Amerika Serikat akan menaikkan tingkat suku bunganya sekarang.
Apakah memungkinkan bagi trader Forex untuk menghasilkan uang dari hal ini?
Ya, tentu saja! Trader intraday bisa memakai informasi ini untuk mencari titik masuk (entry point) intraday (di timeframe di bawah H1) yang searah dengan tren utama karena tren ini tidak disebabkan oleh faktor teknikal melainkan faktor fundamental yang lebih stabil. Trader jangka menengah bisa mengambil posisi untuk jangka lebih panjang dan menambahkan pullback di tren utama.
Jadi, memantau kebijakan moneter berbagai negara membuka peluang bagus bagi trader untuk menghasilkan uang di pasar Forex.