Purchasing Managers’ Index, atau PMI, memberikan informasi mengenai kondisi bisnis di saat ini dan masa mendatang. PMI merupakan indikator ekonomi yang dihitung berdasarkan survei bulanan pada berbagai perusahaan. Data ini membantu menentukan apakah kondisi pasar sedang ekspansi, kontraksi, atau tetap sama dari perspektif manajer pembelian/purchasing.
PMI didapatkan dengan mengirimkan pertanyaan berdasarkan fakta ke banyak perusahaan di sektor yang relevan. Pertanyaan yang diajukan didasarkan pada fakta dan terkait dengan 5 variabel kunci: order baru (30%), produksi (25%), tenaga kerja (20%), waktu pengiriman pemasok (15%), dan pembelian inventori (10%).
PMI mengindikasikan arah ekonomi dan membantu ekonom memprakirakan aktivitas manufaktur di negara tersebut. PMI biasanya terbit sebelum data lainnya, misalnya PDB dan Industrial Production (Produksi Industri). Indeks ini terbit sebulan sekali dan menunjukkan tren di sektor manufaktur maupun jasa.
Bagaimana cara membaca data PMI manufaktur dan jasa?
Data PMI harus dievaluasi dalam tiga level:
- Estimasikan nilai di level 50;
- Dinamika aktivitas bisnis dari bolan ke bolan;
- Bandingkan nilai aktual dengan prakiraan.
Jika dinamika PMI meningkat dari bulan ke bulan dan nilainya di atas 50, itu berarti ekspansi aktivitas bisnis di sektor tersebut. Ini biasanya terjadi selama periode ekonomi bertumbuh. Jika dinamika PMI dari bulan ke bulan menurun tetapi nilainya di atas 50, itu berarti level aktivitas bisnis di sektor tersebut sedang menurun tetapi situasi tetap terkendali.
Kalau PMI turun dari bulan ke bulan dan nilainya di bawah 50, ini mengindikasikan aktivitas bisnis di sektor tersebut mengalami kontraksi. Ini biasanya terjadi selama masa resesi. Kalau dinamika bulan ke bulan naik tetapi nilainya di bawah 50, itu berarti level aktivitas bisnis masih lemah tetapi ada tanda-tanda pemulihan.
Jika nilai aktual lebih bagus daripada prakiraan, artinya positif untuk pasar. Jika nilai aktual lebih buruk daripada prakiraan, pasar bisa menganggapnya sebagai hal negatif.
Mari kita lihat contoh konkret berikut. Pada Kamis, 23 Juni, negara-negara Eropa terkemuka (Prancis, Spanyol, Italia, dan Jerman) merilis data PMI sektor manufaktur dan jasa. Data lebih rendah daripada bulan lalu dan lebih buruk daripada prakiraan analis di hamper semua negara tersebut. Akibatnya, mata uang Eropa turun tajam dan ditutup dengan lilin merah. Namun nilainya masih di atas level 50 level, yang berarti bahwa meskipun kondisi memburuk, level aktivitas bisnis masih tinggi. Ini parameter yang lebih cocok untuk jangka menengah. Biasanya, ketika level aktivitas bisnis turun di bawah 50, bank sentral mulai melonggarkan kebijakan moneter untuk mencegah resesi ekonomi.