Pengeluaran konsumen merupakan 70% dari keseluruhan GDP AS, yang menjadikan penjualan retail sebagai indikator ekonomi yang sangat bagus. Retail Sales Index atau Indeks Penjualan Retail adalah alat yang mengukur permintaan pengeluaran untuk barang jadi. Barang dan jasa telah mencapai akhir rantai suplai, dimulai di manufaktur dan berakhir di peretail. Penjualan retail diukur berdasarkan barang tahan lama dan jangka pendek yang dibeli dalam kurun waktu tertentu. Toko retail mencakup toko konvensional Target dan Macy’s di AS, Matahari dan Transmart di Indonesia, dan lain-lain. Toko online seperti Tokpedia, Shopee, atau Amazon juga tercakup di dalamnya.
Laporan ini dibuat dari bukti pembayaran yang disediakan oleh peretail yang berpartisipasi yang dipilih secara acak. Laporan menampilkan data dalam satuan juta dollar dan dalam persentase perubahan dari bulan-bulan sebelumnya. Data dibagi ke dalam berbagai kategori peretail. Penjualan diklasifikasikan berdasarkan jenis usaha, bukan jenis produk.
Laporan retail AS dari Biro Sensus AS diterbitkan bulanan. Dua laporan diterbitkan sekaligus: Penjualan Retail (Retail Sales) dan Penjualan Retail Pokok (Core Retail Sales). Data Pokok tidak menghitung penjualan kendaraan bermotor, BBM, bahan bangunana, dan makanan karena harganya berubah sangat cepat dan mendistorsi data.
Laporan penjualan retail membantu analis dan investor melakukan asesmen terhadap kondisi ekonomi. Manfaat cukup besar dari laporan ini adalah laporan memberikan data yang tepat tentang industri dan produk mana yang banyak dibeli konsumen. Trader menganggap laporan penjualan retail sebagai salah satu indikator ekonomi paling berguna dengan penggunaan sangat luas untuk berbagai pasar aset.
Bacaimana cara membaca data penjualan retail?
Angka penjualan retail yang sehat biasanya menyebabkan perubahan positif di bursa efek. Penjualan yang lebih tinggi menjadi kabar baik bagi pemegang saham retail karena ini berarti penghasilan yang lebih tinggi. Dinamika penjualan retail dari bulan ke bulan juga perlu dievaluasi. Jika data naik, ini hal positif dan bagus bagi ekonomi serta bursa efek. Jika tren bulan ke bulan negatif, buruk juga bagi ekonomi dan indeks saham.
Ketika berita terbit, trader perlu membandingkan nilai aktual dengan prakiraan. Jika data aktual lebih bagus daripada ekspektasi, bagus untuk mata uang. Sebaliknya, jika penjualan retail di bawah ekspektasi, berarti negatif.
Mari kita lihat contoh konkret berikut. Laporan GDP bulanan dirilis di Amerika Serikat hari Jumat lalu (15/07). Data yang diterbitkan lebih bagus daripada prakiraan para analis dan lebih tinggi daripada angka bulan lalu. Meskipun indeks dollar AS jatuh pada akhir hari Jumat setelah data dirilis, dollar menunjukkan momentum pertumbuhan yang bagus. Tentu saja, trading berdasarkan berita bukanlah strategi paling bagus, dan data ini harus dipertimbangkan secara konteks indikator ekonomi penting lainnya. Namun untuk memberikan contoh, kami tampilkan reaksi trader ketika data ekonomi tertentu diterbitkan.